sore itu...
saya merasakannya. hujan benar-benar turun, serambi kampus menjadi biru. semua dingin. langit menggelap, semakin detik semakin hilang. dan saya. tinggal berdua dengan kebimbangan.
serasa dikejar waktu. sudah seringkali saya mati gaya karenanya. tapi kalau ingat yang ini... aaah, pingin balik delapan hari yang lalu!!
saya sangat ingat. ingaaat sangat.
sore itu, kelimpungan dengan banyak hal di kepala. Agroklim yang tiap jam pengamatan selama 72 jam (baca: TUJUH PULUH DUA JAM). Acc praktikum fisiologi tumbuhan yang antah berantah. laporan Organisme Pengganggu Tumbuhan yang nightmare sangat!. briefing TEKAD, pemberangkatan peserta, materi problematika umat, acara, dan yang saya bahkan lupa, apa yang dipikirkan lagi saat itu. hah, lucu sekali. mondar mandir dengan pikiran melayang. memikirkan a, b, c, d. eit, bukan memikirkan dink, tapi mengerjakan a, b, c, dan d di saat bersamaan. aarrgh, pingin kabur saat itu juga. tapi itu gila namanya.
untung hujan turun. untung langit gelap. untung dingin mencekam. untung jalanan sepi. saya bebas bercengkerama dengan rintik hujan ditengah boncengan teman. biar, biar sakit saya tak peduli. yang penting stres saya terbawa hujan. biar mengalir dan membeku di lautan sana.
bertandang ke kos untuk salin badan sejenak. lumayan, fresh.
bergegas menuju kawungcarang. lagi, saya menatap ke depan jalan dengan mata sayu, pikiran ke atas, nafas sedang, fokus 10 watt, lampu motor yang terengal-engal, bensin satu strip, ditambah teman yang saya bonceng berpegangan bak orang ketakutan. ah, indah sekali jalanan malam itu, bergelombang, gelap, sepi, tak kelihatan ujungnya. tapi saya suka. haha
menginjakan kaki di sana, mata saya masih menerawang. seperti tidak percaya ini nyata. tapi sungguh, saya suka ini. walau beberapa mata melihat dengan tak bersahabat. tampak capek, atau sibuk. hahh, night in kawungcarang dimulai....
dan atas semua itu, banyak butir kesabaran yang saya hirup, banyak hikmah juga yang saya tangkap. GAMAIS itu bukan sekadar, tapi ia adalah bagian. bagian dari hidup saya, bagian dari empat tahun atau lebih ke depan saya di kampus ini. mempertaruhkan akademis..... siapa yang mau? saya juga tidak. tapi keadaan memaksa. tinggal saya kembalikan pada ALLAH saja, semoga dipermudah...
Innallaha ma'ana.
ini baru awal, ternyata.
masih ada seribu tinta yang harus saya gugurkan untuknya.
meski panjang dan asam.. saya pasti akan merindukannya..
night 26
hm, hm, hm...
saya merasakannya. hujan benar-benar turun, serambi kampus menjadi biru. semua dingin. langit menggelap, semakin detik semakin hilang. dan saya. tinggal berdua dengan kebimbangan.
serasa dikejar waktu. sudah seringkali saya mati gaya karenanya. tapi kalau ingat yang ini... aaah, pingin balik delapan hari yang lalu!!
saya sangat ingat. ingaaat sangat.
sore itu, kelimpungan dengan banyak hal di kepala. Agroklim yang tiap jam pengamatan selama 72 jam (baca: TUJUH PULUH DUA JAM). Acc praktikum fisiologi tumbuhan yang antah berantah. laporan Organisme Pengganggu Tumbuhan yang nightmare sangat!. briefing TEKAD, pemberangkatan peserta, materi problematika umat, acara, dan yang saya bahkan lupa, apa yang dipikirkan lagi saat itu. hah, lucu sekali. mondar mandir dengan pikiran melayang. memikirkan a, b, c, d. eit, bukan memikirkan dink, tapi mengerjakan a, b, c, dan d di saat bersamaan. aarrgh, pingin kabur saat itu juga. tapi itu gila namanya.
untung hujan turun. untung langit gelap. untung dingin mencekam. untung jalanan sepi. saya bebas bercengkerama dengan rintik hujan ditengah boncengan teman. biar, biar sakit saya tak peduli. yang penting stres saya terbawa hujan. biar mengalir dan membeku di lautan sana.
bertandang ke kos untuk salin badan sejenak. lumayan, fresh.
bergegas menuju kawungcarang. lagi, saya menatap ke depan jalan dengan mata sayu, pikiran ke atas, nafas sedang, fokus 10 watt, lampu motor yang terengal-engal, bensin satu strip, ditambah teman yang saya bonceng berpegangan bak orang ketakutan. ah, indah sekali jalanan malam itu, bergelombang, gelap, sepi, tak kelihatan ujungnya. tapi saya suka. haha
menginjakan kaki di sana, mata saya masih menerawang. seperti tidak percaya ini nyata. tapi sungguh, saya suka ini. walau beberapa mata melihat dengan tak bersahabat. tampak capek, atau sibuk. hahh, night in kawungcarang dimulai....
dan atas semua itu, banyak butir kesabaran yang saya hirup, banyak hikmah juga yang saya tangkap. GAMAIS itu bukan sekadar, tapi ia adalah bagian. bagian dari hidup saya, bagian dari empat tahun atau lebih ke depan saya di kampus ini. mempertaruhkan akademis..... siapa yang mau? saya juga tidak. tapi keadaan memaksa. tinggal saya kembalikan pada ALLAH saja, semoga dipermudah...
Innallaha ma'ana.
ini baru awal, ternyata.
masih ada seribu tinta yang harus saya gugurkan untuknya.
meski panjang dan asam.. saya pasti akan merindukannya..
night 26
hm, hm, hm...
Tag :
Random
0 Komentar untuk "jejak biru saya"