beberapa jam yang lalu saya merasa sangat seddih. acara di depan sana sangat sulit saya cerna, otak saya yang tidak pernah sampai atau memang roaming akut? ah ya jangan-jangan memang acaranya jelek. bukan seddih karena roamingsasi itu. tapi ada hal yang lebih substansial yang saya seddihkan! benar-benar harus saya panjatkan bendera setengah tiang untuk kalian yang meletakkan wajah pada kebodohan stagnansial. di ambang pintu sana saya kira akan ada manusia yang berperan sebagai al-furqon:pembeda, dari larik kanan sampai kiri, atas bawah, dari arah jam nol sampai kehabisan arah mata saya menerawang kemana-mana. ternyata, kita belum siap menjadi pembeda itu. kita hanya mampu kalah dalam hiruk pikuk ujub. akhirnya, bolehkah saya menangis? kecewa? saya tak sanggup melihat satu per satu tangan kita mengeruk batu bata yang tersusun dengan cerita panjang para pendahulu kita.
oh no! naif sekali saya menyalahkan kita. haha.. kita yang mana yang dimaksud? kita yang sok penting bersyalalala kesana kemari tapi lupa apel pada kehakikatan-nya. dan hanya mampu sesenggukan jika saatnya sudah tiba. saat kebaikan kalah dengan kejahatan. meski hakikat tak bilang begitu, tapi saya jamin ini akan se-nyata khilafah Islamiyah yang meleleh (sementara) dan beku dimakan yahudisme, liberalisme, amrik-isme, globalisme, hedonisme, dan isme-isme lainnya yang sadar atau tidak.... tak perlu mengaku benar jika salah. kita perlahan menuju rasa 'kalah'.
sekali lagi, hanya akan terjadi jika kita malu mengerjakan kebaikan. termakan jaman. lalu habis tanpa debu seinchi-pun. hingga menangis itu menjadi sangat sangat telat. maka ber-banggalah pada kafilah ini. kafilah minoritas yang memang sering terpojokkan oleh hal-hal di ambang rasionalitas. kafilah yang sedikit sekali orang-orang yang ada di belakangnya. kafilah yang berat sekali beban perjuangan dan pengorbanannya. kafilah yang harus rela berhadapan langsung dengan faham kataklisma (?) , tergopoh-gopoh, sakit, lelah. jika tanpa sabar dan percaya bahwa Allah menyiapkan hadiah jannah suatu hari nanti di yaumil akhir. maka sudahlah, katakan sampai jumpa pada-nya. sekaligus katakan selamat jalan Addienul Haq. Astaghfirullah...
kesimpulan yang me-nyeddih-kan
oh no! naif sekali saya menyalahkan kita. haha.. kita yang mana yang dimaksud? kita yang sok penting bersyalalala kesana kemari tapi lupa apel pada kehakikatan-nya. dan hanya mampu sesenggukan jika saatnya sudah tiba. saat kebaikan kalah dengan kejahatan. meski hakikat tak bilang begitu, tapi saya jamin ini akan se-nyata khilafah Islamiyah yang meleleh (sementara) dan beku dimakan yahudisme, liberalisme, amrik-isme, globalisme, hedonisme, dan isme-isme lainnya yang sadar atau tidak.... tak perlu mengaku benar jika salah. kita perlahan menuju rasa 'kalah'.
sekali lagi, hanya akan terjadi jika kita malu mengerjakan kebaikan. termakan jaman. lalu habis tanpa debu seinchi-pun. hingga menangis itu menjadi sangat sangat telat. maka ber-banggalah pada kafilah ini. kafilah minoritas yang memang sering terpojokkan oleh hal-hal di ambang rasionalitas. kafilah yang sedikit sekali orang-orang yang ada di belakangnya. kafilah yang berat sekali beban perjuangan dan pengorbanannya. kafilah yang harus rela berhadapan langsung dengan faham kataklisma (?) , tergopoh-gopoh, sakit, lelah. jika tanpa sabar dan percaya bahwa Allah menyiapkan hadiah jannah suatu hari nanti di yaumil akhir. maka sudahlah, katakan sampai jumpa pada-nya. sekaligus katakan selamat jalan Addienul Haq. Astaghfirullah...
kesimpulan yang me-nyeddih-kan
Tag :
Random
0 Komentar untuk "kita mujahid? bohong!"