Rafting di Sungai Citatih Sukabumi, Siapa
Takut? - Masih tentang Persiapan Keberangkatan LPDP.
Beberapa pekan silam, 125 orang peserta PK angkatan 60 LPDP mengikuti OASE
(Outbond Asyik, Seru dan Enerjik) di sukabumi, jawa barat. Awalnya saya rada
gak percaya dengan OASE ini. se-seru dan enerjik apa kah? beuh ternyataaa haha
unforgettable banget deh.
Sebelum berangkat Outbond, seperti biasa kami hectic dengan
rentetan tugas PK di malam hari. Tepat di aula Wisma Hijau Depok, ratusan
orang ada yang sibuk bikin borang narasumber, ada yang bikin daily report, ada
yang laporan daily, ada yang lagi ngechirp, ada juga yang mencari tambatan
hatinya *eaaaa* sampai sampai kami lupa bin nggak ngeh bahwa jam sudah
menunjukkan tengah malam lebih, tepat beberapa saat sebelum bis blue bird
berangkat ke Sukabumi. Fortunately masih sempet mandi, packing dan rebahan
bentar haha suer ngantuk banget rasanya seminggu gak tidur nyenyak.
1.30, seperti biasa, tim PK yang on time udah ngumpulin peserta
di parkiran agar bersiap cus ke sukabumi. Dan inilah momen indah buat saya:
bisa tidur nyenyak di dalam bis. Meski: harus kedinginan gegara duduk tepat di
bawah lobang AC yang gede, dan duduk meringkel kayak kuda laut. FYI, pegel tak
tertahankan. Yang penting tidur. Dan momen ini juga yang menjadi salah satu
funfact PK60 bahwa tidur di Bis lebih lama dari akumulasi tidur selama PK
bhahahah yang ini rada lebay sih tapi emang worth banget tidur di Bis ini.
sekitar subuh, kami sampai di sukabumi yeay! gak usah saya
ceritain jalanannya kayak gimana deh, nanti bosen. yang jelas berliku liku
kayak hidup gue *beh garing kan* nah sesampainya kami di sukabumi, kami
dijemput oleh angkot yang sopirnya jagoan banget di jalan berbatu, berliku,
gelap dan naik turun. Hingga kami tiba di kantor EO rafting hari ini. Namanya..
eumm... sagala adventre kalo gak salah *itu ada di foto di atas*
Singkat cerita, usai subuh bergantian (biasanya mah subuh
berjamaah, ini subuh bergantian, err -_-) karena memang mushola yang tidak
semegah masjid Attin, kami langsung menuju lapangan dan semacam apel pagi.
Biasanya, kami menyanyikan lagu Jawara Indonesia khas gopala jagra diiringi
musik rock n roll, namun hari itu, syahdu, kami menyanyi mars LPDP dan jawara
Indonesia diiringi suara arus sungai citatih yang nggak sabar pingin kami
arungi.
Kami harus mengikuti dulu outbond seru bersama tim PK. Ada
berbagai permainan khas outbond PK, gerakan berantai sambil goyangin badan,
bikin pesawat dari orang di gopala tangi, dan yang gokil adalah... ketika
ratusan anggota PK60 harus bahu membahu membawa lilin yang menyala dari ujung X
sampai ujung Z dengan siraman air bertubi-tubi dari tim PK. Basah, suara habis,
lari-lari, semua effort yang dikeluarkan saat tes masuk Beasiswa LPDP nyaris sama euforianya kayak pas kita
bawa lilin itu. Pasalnya, nanti di ujung Z telah menanti satu banner kece yang
gue lupa apa tulisannya, dan kita harus ngebakar tali penggulung banner itu.
Dan pasal kedua, banner itu adalah kunci agar kita bisa nyebur ke sungai
citatih. Alhamdulillah, kita sanggup menurunkan banner. Seketika tepuk tangan
paling meriah hadir kala itu, yang awalnya kedinginan, seketika juga kami
berasa errr ada something yang mengetuk kehangatan hati kami *enapa jadi melow*
Dan, finally kami naik angkot lagi menuju sungai citatih. the
ultimate destination of the day. Parahnya, satu angkot sempet-sempetnya tidur
-___- padahal, perjalanan gak sampe berjam-jam. Asli ngantuuuuukk banget.
Bayangin donk, seminggu tidur cuma satu dua jam per hari trus main
siram-siraman di lapangan outbond.
Nah, ini dia yang paling menarik. ketika saya, mba nisaa, mas
arvi, merin dan ona bertemu dengan guide gokil kami bernama kang yadi. Ya, itu
adalah nama yang paling nyaman buat kami dan kang yadi. Si akang ini, yang
paling telat datengin kami dan paling telat berangkat. Usut punya usut,
ternyata kang yadi adalah team leader dari puluhan perahu yang
berangkat siang itu. Jadi, kami berlima dipandu oleh orang paling jago,
paing gokil, paling seru di sagala adventure. Perahu kami pun selalu paling
belakang. Meskipun kami berjalan cepat, akhirnya kami akan menunggu di tepian
sambil semua perahu lewat. Kang yadi bilang, ini namanya sapu bersih karena
beliau yang tanggung jawab dari semua perahu. Akhirnya, kami bisa menikmati
lebih lama lagi sungai citatih.
Kang yadi... adalah manusia paling gombal yang pernah saya temui
di sungai citatih. Dan merin adalah orang yang paling sering digombalin. Meski
begitu, gombalan kang yadi lah yang bikin perahu kami rame dan seru. Kami lupa
betapa nagntuknya tadi di jalan. Lupa semua tugas dan letih selama PK. Lupa.
pokoknya hari tu isinya cuma seru-seruan sama kang yadi.
Selama 2,5 jam bersama kang yadi, kita diajarin jadi pemberani
amateur. Yes, that was my very first time rafting. Dan ini jadi kesan
pertama rafting yang oke banget. Pemandu kami, kang yadi agak berbeda dengan
pemandu lainnya. ketika pertama kami bilang "ayo kang doa dulu, doa biar
selamet", kang yadi malah jalanin perahunya, dan ternyata dia memulai
filosofi rafting lalu berdoa dengan khidmat. hiks.
Kang yadi... ketika teman-teman yang lainnya melajukan perahu
dengan lancar, kami berlima disuruh berdiri sambil saling pegangan tangan di
pinggir perahu. Setelah berdiri, beberapa detik kemudian kang yadi ngegoyangin
perahu dan byaaaarrrr kami tumpah ke sungai. Huaaa ini kedua kalinya gue nyebur
sungai yang dalem. Dan meskipun pake jaket pelampung, masih aja panik. padahal
kang yadi udah pesen "kalo kalian kecebur sungai,
jangan panik. JANGAN PANIK (kang yadi nekenin ini pake banget. dan saya
membuktikan bahwa ini emang penting). lalu pasrah aja, telentang dengan santai,
ambil napas, rileks nanti kita bantu naik perahu lagi". Kali
ini, kami berlima jadi yakin bahwa kang yadi ingin kami praktik dan bukan
dengerin teori aja. Karena rute awal adalah rute paling aman. Makin kesana
jeramnya makin hardcore!
Kang yadi... mengajarkan kami teamwork yang sebenarnya. Saat
itu, saya emang gak bisa berfikir filosofis, namun beberapa lama setelah PK
saya mengerti bagaimana teamwork itu bekerja. Kang yadi bilang "kalian
mau selamat? Kita harus kompak dan percaya sama saya (kang yadi sebagai leader
dan pemandu kami). Kalau saya bilang dayung! kalian dayung yang kompak dan
benar. Kalau saya bilang berhenti. jangan berani-berani mendayung. langsung
berenti dan pegangan. Percaya sama saya??" kami juga
membuktikan ini. Meski pada jeram pertama yang lumayan serem, kami masih ragu.
Jeramnya kencang, kok kang yadi nyuruh kita ndayung? lalu beliau bilang lagi "kalau
jeram kencang kita gak ndayung, perahu bakal terbalik. kalian percaya sama saya
dan dengarkan instruksi saya. DAYUNG!!" deg-degan sekaligus bahagia bisa punya
team leader kayak gini. Bahwa seorang pemimpin haruslah berwawasan dan
berwibawa, sehingga ia tau mana jalan yang benar. Ketika kami diinstruksikan
melakukan sesuatu, akhirnya kami bisa percaya pada pemimpin seperti itu.
Kang yadi... terus teriak DAYUNG!! STOP!! DAYUNG!! STOP!! dan
seterusnya. kang yadi juga ngajarin kami bagaimana mendayung dengan benar.
Peraturan pertama, "pegang ujung dayung jangan
sampai lepas, tangan satunya pegang 1/4 bawah dayung",
lalu dayung sungainya dengan kompak. ya, makanya kami selalu berhitung 1..2..3
atau dji..sam..su, dll. dayung maju, dayung ke belakang, Dayung mundur, dayung
ke depan.
Di jeram selanjutnya, kami diajarkan BOOM! inilah satu ekspresi
yang PK60 bingungin saat arung jeram. Di ruangan PK, setelah mendengar BOOM
kami harus bergaya orang mati sambil bilang "aaah", sedang di sungai
citatih, setelah mendengar BOOM kami harus duduk dalam perahu, no matter what!
Sayangnya, ada temen saya yang kebalik. Di sungai citatih, setelah mendengar
BOOM lalu teriak "aaaah" dan telentang ke sungai. hiks
Saat sesi BOOM ini adalah yang paling keren.Kami ngeBOOM
beberapa kali di jeram yang ekstrim. Di BOOM pertama, perahu kebalik karena
saya gak memegang perahu. Truthfully, ini karena saya dengerin instruksi
kang yadi suruh duduk no matter what! ergh! padahal lo juga harus pegangaaaaan.
Makanya klo dengerin instruksi jangan setengah-setengah fa.
Pada saat itu, saya gak pegangan perahu dan jatuh ke sungai.
Tapi, saat jatuh entah kenapa saya bersyukur, jadi bisa latihan nyebur sungai
kedua kalinya hari itu. Bisa dengan tenang berbaring mengikuti arus sungai,
sampai akhirnya ada perahu lain yang membantu saya untuk menepi. Swear, jatoh
dan bebaring di sungai emang bikin deg-degan sih, tapi personally ini bikin
ketagihaaan.
2,5 jam gak kerasa. Tiba-tiba kami sampai di ujung dengan
selamat dan tanpa kurang apapun. Yang ada, malah kami dikasih bacang isi ayam
pas istirahat di tepi sungai. Alhamdulillah, hatur nuhuun lah kang yadi. Baik,
gombal, nyebelin, seru dan ngajarin kami banyak banget hal baru.
Apa yang terjadi setibanya kami di lapangan? NGANTRI KAMAR
MANDI. Untungnya, saya punya partner in crime, mbak nisa untuk nyari kamar
mandi anti-mainstream. Ketika temen-temen ngantri di kamar mandi kecil dan
harus ditungguin orang, saya dan mbak nisaa menuju penjaga kantin "pak
maaf, boleh ikut ke kamar mandi di rumah bapak? di sana ngantri banget
pak" gotcha! saya dan mbak nisaa ditunjukkin kamar mandi yang beneran
anti-mainstream. Kita dibawa ke villa gitu di kompleks outbond situ. Namanya
juga villa. Kamar mandinya baru, bersih, ada kaca gede, ada tempat sholat dan
yang jelas gak ngantri dan gak diburu-buru. Bisa solat dan dandan dengan
tenang. hihihi
Finally kami bisa makan siang dan lanjut prepare pulang, kembali
ke Wisma Hijau Depok dan melanjutkan hari PK berikutnya. Makasih tim PK,
makasih kang yadi. Thanks for an unforgettable day ever. Inilah cerita Rafting di Sungai Citatih Sukabumi, mana ceritamu? ^_^
Tag :
Travelling
0 Komentar untuk "Rafting di Sungai Citatih Sukabumi, Siapa Takut?"