Dinamika Hidup dengan Manusia

Courtesy: di sini

Dinamika Hidup dengan Manusia - Jelas sekali bahwa bumi bukan tempat tinggal seorang diri. Apalagi, ketika memutuskan untuk hidup bersama teman-teman, misalnya kontrakan atau kosan. Hal selanjutnya yang terjadi adalah dinamika... or should i call it problems? Seperti hari demi hari yang kian saya temui betapa membosankannya hidup bersama orang yang tidak se-visi, setidaknya tentang kebrsihan rumah. Betapa juga inginnya saya terus-terusan memakai headset untuk meredam suara bagus tetangga. Dan alasan lainnya agar saya ingin tinggal sendiri, di rumah sendiri.

Ketika mereka meletakkan cucian piring kotor di wastafel, lalu asik nonton drama korea atau ngerjain laporan (padahal kita punya beban laporan yang sama), tidak seharusnya saya merasa kecewa. Kenapa juga perlu sedih? wastafel itu kotor, penuh dengan semua panci dan wajan kotor, piring bekas makan, dan tulang ikan. memang kenapa? toh wastafel itu milik publik. punya bersama. bukan sama sekali milik saya. Saya hanya salah satu penumpang yang tidak berhak atas kehendak pribadi. Setiap kami berhak mengotori bahkan membersihkan rumah kami. So what? kenapa harus marah? membersihkan wajan dan panci kotor bukanlah sebuah dosa. tidak juga membuat saya miskin. saya pun tidak lantas kehilangan waktu berjam-jam. tidak membuat saya stroke bahkan sakit jiwa. lalu apa masalahnya? apa saya hanya merasa bahwa saya terlalu membiarkan mereka malas dan akan begitu seterusnya? ah, toh itu hidup mereka, dan itu urusan mereka dengan masa depannya. saya yang jika dengan terpaksa atau tidak membersihkan semuanya, saat ini hanya bisa kecewa dan perlahan menurunkan egonya untuk kecewa. Saya merasa bukan siapa-siapa untuk marah apalagi bermuka masam. Namun kesemuanya membuat sedikit sesak dan mata berair. Diam. menolak untuk peduli dengan hal ramai yang sedang mereka lakukan. Untuk sekadar agar mereka tidak tahu bahwa ada manusia yang merasa gusar dengan "hak setiap kita untuk mengotori dan membersihkan rumah ini". 

Ada hal yang kemudian ingin saya sampaikan pada diri saya sendiri melalui tulisan ini. bahwa katanya.. kamu ingin sekali bermanfaat untuk orang lain? dengan cara apapun, meskipun tampak agak sedih membersihkan wajan dan panci kotor, just do it. you'll never know what happen to you later. Keep doing good, that'll be the reason for you getting everything good. This is, so far I think, the best way of life. Itulah kebaikan yang bisa kamu tanam ketika hidup bersama manusia. Semoga, ada masa di mana sikap bermanfaat ini bisa membuka kacamata hitam mereka, bahwa "ooh iya, tugas itu bukan tugas dia, but I'm the only one should do that". Ya Rabb, one day, I really hope that it would be real. I hope them could be better from what I saw now.

Ini bukan saja tentang saya yang selalu menjadi (sok) pahlawan. Namun di sisi lain, saya pun pasti sempat menjadi manusia yang egois, yang ingin menang sendiri, malas, semena-mena, jutek. That is human being, so am I. Saat sikap terburuk itu muncul, bukankah kita tetiba berubah menjadi manusia yang paling ingin dimengerti bahwa "tidak ada manusia yang sempurna". So inilah yang terjadi selama ini. Ada kalanya saya yang dimengerti, dan sebaliknya, saya yang harus mengerti mereka. Karena saya bukannya tidak pernah salah. Saya pasti banyak jahatnya. Saya pun ingin dimaafkan dan dipahami seperti saya (sedang berusaha keras) memahami mereka. Memahami, berarti siap membantu dan melengkapi kekurangan mereka. mengunci pintu ketika lupa, menata sendal ketika lupa, mengelap kompor ketika lupa, mencuci wajan dan panci kotor ketika lupa, mendengarkan karakoean saat sedang serius belajar, peduli mereka meski mereka tak sedikitpun peduli pada saya. Toh, tidak ada gunanya menggantungkan hidup pada manusia. 

Benar adanya, ketika dulu saya masih SMA, seorang mbak yang begitu sabarnya hingga hari ini membimbing saya mengatakan; "tua itu pasti, dewasa adalah pilihan". Dan yang saya temui hari ini, bahwa tidak mudah memilih jalan kedewasaan. Begitu banyak energi yang diperlukan untuk belajar sabar, bersyukur, tidak mengeluh, dan percaya sepenuhnya pada Allah.

keep doing good!
Tag : refamorfosis
1 Komentar untuk "Dinamika Hidup dengan Manusia"

Back To Top