Semua terulang kembali. persis. seperti saat itu saya baru menginjakan kaki.
semuanya berkumpul, mengisi shaf-shaf di ruangan dengan lampu seadanya, dan dua kipas angin yang masih cukup berfungsi. semua duduk dan mencermati. semua menggenggam lembaran buram yang tertuliskan pertanggungjawaban.. semua mendengar dan segera mengungkapkan evaluasi, rekomendasi, konklusi... ah... kadang panas, gersang, bimbang, kosong, hanya mencoba tegar - masing-masing dari kami-
dimulai dari bendahara umum. sesosok suara akhwat, aku mendengar dari belahan pintu itu. mulai mempertanggungjawabkan ceceran receh yang keluar untuk dakwah sepanjang tahun ini.
suara di seberang hijab kian mengkritisi. pun dua ikhwan di depan kami, mereka pemimpin kami, mengarungi nahkoda pada wajihah ini sepanjang tahun.
dan seterusnya begitu... mengalir...
sampai klimaks itu tiba (kurasa).
satu departemen muncul dengan 36 lembar buram, lebih dari setengah jam (mungkin) al akh itu membacakan pertanggungjawaban kami, saya, tim kaderisasi. semua menopang dagu, menjadikan kursi sebagai bantalan, merebahkan kaki, tercengang, atau malas mendengar.cukup lama memang. atau sangat?
yang jelas, saya terheran, agak lucu dengan letusan-letusan kata-kata ukhti A, akhi B, akhi C, dan lainnya.
komentar pertama terlontar dengan ringannya. saya (saat itu) masih meraba, pujiankah? atau kritikankah? yang jelas dan jelas jelas, mereka hadir untuk mengevaluasi, mengkritisi kinerja kami setahun.
ini masalah pertama: kaderisasi departemen yang paling eksis selama setahun, program kerja variatif dan paling lancar, manejemen syuro tertata dengan baik.
ya, tampak dari luar seperti itu. pembinaan lancar, rekrutmen ok, penjagaan ok, dan sebagainya. mari kita cek satu satu jika benar semua agneda kami telah 'sukses' dijalankan!
kemudian masalah kedua muncul: selama setahun kaderisasi muncul dan berproses dalam dakwah bersama dalam wajihah ini, mulai dari pembinaan, pengkaryaan, hingga penjagaan, efek seperti apakah yang muncul pada kader yng telah diproses di dalamnya??
seperti inikah?
agenda-agenda gamais sepi dengan pengurus -yang notabene telah melewati berbagai proses-; beberapa staf di beberapa departemen perlahan hilang dari peredaran; tidak berfungsinya staf, kepala departemen, bahkan departemen itu sendiri.
dan jika beberapa problema itu adalah nyata bagi kita, mari kembali beristighfar...
sungguh.. umat ini menanti kita, negeri ini membutuhkan solusi, jangan hanya berkutat dengan permasalahan internal, stagnan di dalam, lalu lupa dengan esensi syiar kita. hm...
untuk masalah ini... ikhwahfillah, sadarilah bahwa kader adalah aset dalam dakwah, ini penting. bukan hanya pada kaderisasi kita dapat berharap, karena kami pun, tak selalu dapat sempurna, tak juga dapat bergerak sendiri, maka tiap departemen pun sejatinya memiliki fungsi kaderisasi, tiap kita bisa saja saling membina, saling menjaga, mengingatkan dan merangkul saudara kita secara kutural; "saling menasehati dalam kesabaran dan kebenaran"..
satu pertanyaan dari sang pemimpin kami: lalu, apa yang salah? sistemnya kah? ataukah orang-orangnya??
saya yakin, pada nurani terdalam, kita telah memiliki jawaban masing-masing.
dan sedikit cooling down pada sesi penghujung kepengurusan ini. para penyusun batu bata di kampus ini mulai menjawab satu persatu problema dengan melankolis. hati yang dingin. sebuah kelapang dada-an..
sedikit membawa-bawa nama ukhuwah. memang dakwah ini sensitif sekali dengannya, karena ia adalah penyokong terbesar dakwah ini, agar bangunan ini rapih dan kokoh, kami membutuhkannya.
maaf. . . . mulai terluncur, diikuti langit yang mulai menggelapi suasana, detak jam yang tak henti, membawa kami pada penhuung sore. pun air mata, ia mulai berjatuhan membasahi ruangan yang hendak segera kami tinggalkan ini.
masih banyak sekali evaluasi untuk sebuah rekomendasi hebat. semua proses, tiada yang instant. pun kami, do'akan agar senantiasa istiqomah, merapatkan barisan dan menerobos dinding tebal menuju kemenangan,
kuatkan kami, Rabb..
karena syurga tercium begitu harum, dekat sekali dengan kaki-kaki kami.. dan janji-MU adalah pasti.
dedicated to,
my beloved family.
GAMAIS..
semuanya berkumpul, mengisi shaf-shaf di ruangan dengan lampu seadanya, dan dua kipas angin yang masih cukup berfungsi. semua duduk dan mencermati. semua menggenggam lembaran buram yang tertuliskan pertanggungjawaban.. semua mendengar dan segera mengungkapkan evaluasi, rekomendasi, konklusi... ah... kadang panas, gersang, bimbang, kosong, hanya mencoba tegar - masing-masing dari kami-
dimulai dari bendahara umum. sesosok suara akhwat, aku mendengar dari belahan pintu itu. mulai mempertanggungjawabkan ceceran receh yang keluar untuk dakwah sepanjang tahun ini.
suara di seberang hijab kian mengkritisi. pun dua ikhwan di depan kami, mereka pemimpin kami, mengarungi nahkoda pada wajihah ini sepanjang tahun.
dan seterusnya begitu... mengalir...
sampai klimaks itu tiba (kurasa).
satu departemen muncul dengan 36 lembar buram, lebih dari setengah jam (mungkin) al akh itu membacakan pertanggungjawaban kami, saya, tim kaderisasi. semua menopang dagu, menjadikan kursi sebagai bantalan, merebahkan kaki, tercengang, atau malas mendengar.cukup lama memang. atau sangat?
yang jelas, saya terheran, agak lucu dengan letusan-letusan kata-kata ukhti A, akhi B, akhi C, dan lainnya.
komentar pertama terlontar dengan ringannya. saya (saat itu) masih meraba, pujiankah? atau kritikankah? yang jelas dan jelas jelas, mereka hadir untuk mengevaluasi, mengkritisi kinerja kami setahun.
ini masalah pertama: kaderisasi departemen yang paling eksis selama setahun, program kerja variatif dan paling lancar, manejemen syuro tertata dengan baik.
ya, tampak dari luar seperti itu. pembinaan lancar, rekrutmen ok, penjagaan ok, dan sebagainya. mari kita cek satu satu jika benar semua agneda kami telah 'sukses' dijalankan!
- apakah data-data rekrutmen telah menjadi komponen penting dakwah faperta beberapa bulan ini? rapihkah? telah optimalkah dalam penggunaannya?
- apakah intensitas anggota baru dalam menghadiri agenda2 gamais cukup tinngi?
- untuk pembinaan, apakah 75% anggota baru terbina sebagai target kuantitatif telah terpenuhi? atau jangan-jangan pembinaan-pembinaan selama ini hanya formalitas belaka?? mari besitighfar...
- lalu, apakah kader yang telah dibina setahun lebih, telah mampu melaksanakan tugas2 di departemen dengan baik? telah kuat dan saling menguatkan dalam agenda-agenda dakwah ini? telah saling mensukseskan agenda2 gamais? sadar dan paham manajemen prioritas?
kemudian masalah kedua muncul: selama setahun kaderisasi muncul dan berproses dalam dakwah bersama dalam wajihah ini, mulai dari pembinaan, pengkaryaan, hingga penjagaan, efek seperti apakah yang muncul pada kader yng telah diproses di dalamnya??
seperti inikah?
agenda-agenda gamais sepi dengan pengurus -yang notabene telah melewati berbagai proses-; beberapa staf di beberapa departemen perlahan hilang dari peredaran; tidak berfungsinya staf, kepala departemen, bahkan departemen itu sendiri.
dan jika beberapa problema itu adalah nyata bagi kita, mari kembali beristighfar...
sungguh.. umat ini menanti kita, negeri ini membutuhkan solusi, jangan hanya berkutat dengan permasalahan internal, stagnan di dalam, lalu lupa dengan esensi syiar kita. hm...
untuk masalah ini... ikhwahfillah, sadarilah bahwa kader adalah aset dalam dakwah, ini penting. bukan hanya pada kaderisasi kita dapat berharap, karena kami pun, tak selalu dapat sempurna, tak juga dapat bergerak sendiri, maka tiap departemen pun sejatinya memiliki fungsi kaderisasi, tiap kita bisa saja saling membina, saling menjaga, mengingatkan dan merangkul saudara kita secara kutural; "saling menasehati dalam kesabaran dan kebenaran"..
satu pertanyaan dari sang pemimpin kami: lalu, apa yang salah? sistemnya kah? ataukah orang-orangnya??
saya yakin, pada nurani terdalam, kita telah memiliki jawaban masing-masing.
dan sedikit cooling down pada sesi penghujung kepengurusan ini. para penyusun batu bata di kampus ini mulai menjawab satu persatu problema dengan melankolis. hati yang dingin. sebuah kelapang dada-an..
sedikit membawa-bawa nama ukhuwah. memang dakwah ini sensitif sekali dengannya, karena ia adalah penyokong terbesar dakwah ini, agar bangunan ini rapih dan kokoh, kami membutuhkannya.
maaf. . . . mulai terluncur, diikuti langit yang mulai menggelapi suasana, detak jam yang tak henti, membawa kami pada penhuung sore. pun air mata, ia mulai berjatuhan membasahi ruangan yang hendak segera kami tinggalkan ini.
masih banyak sekali evaluasi untuk sebuah rekomendasi hebat. semua proses, tiada yang instant. pun kami, do'akan agar senantiasa istiqomah, merapatkan barisan dan menerobos dinding tebal menuju kemenangan,
kuatkan kami, Rabb..
karena syurga tercium begitu harum, dekat sekali dengan kaki-kaki kami.. dan janji-MU adalah pasti.
dedicated to,
my beloved family.
GAMAIS..
Tag :
Random
0 Komentar untuk "di penghujung amanah ini"