Kamu

Ada yang berbeda ketika aku melihatmu. Ketika kau duduk bersandar di kursi cokelat menyala itu, ketika kulihat sisi kepalamu yang mengangguk-angguk membaca handout lusuh di tanganmu. Bahkan ketika kau berjalan. Ada yang ingin kau sampaikan dari langkah demi langkahmu hari itu. Kau sendiri. Semua berjalan sendiri dan sepi. Awalnya menjadi masalah, tapi kini aku menatap raut langkahmu yang semakin cepat pergi, aku mengkonversikan itu pada satuan positif; kau makin dewasa. Tapi di pojok langit sana, aku juga melihat tulisan tanganmu yang makin tajam. Kau menuangkan semuanya dalam bentuk frasa dan kata, kau semakin lusuh dengan kantung matamu yang menebal. Bahkan kata-katamu berderik seakan membisikkan sesuatu. Kau tak lelap di malam tadi. Kau terjaga untuk banyak hal. Mungkin itu yang membuatmu berbeda hari ini. Kau letih dan tak berwarna.
Kau berjalan cepat dan menyelesaikan semua dengan tepat. Entahlah, aku tak dapat memahaminya, kau ingin segera istirahat atau ingin segera memperpanjang daftar letihmu hari itu. Yang jelas, hujan membantuku menafsirkan perasaanmu. Yang aku tak pernah mengerti bagaimana merangkaikannya menjadi sebuah keluh dan cerita. Kau biarkan seluruh bagian hidupmu basah. Tertimpa bulir hujan yang tak berbunyi. Ada stase keikhlasan. Kau ikhlas tiap jengkal langkahmu kuyup, dingin. Mungkin, kau memang ingin mengalirkan semua letihmu itu, membaginya pada derai hujan.

Kamu. Aku melihatmu sunyi senyap hari itu. Mungkin kau bosan atau sudah merasa tak pandai bicara. Tapi aku tetap suka gayamu. Karena itulah jalanmu, dan jalanku. Menuju kedewasaan.



Kamu?
Tag : Random
0 Komentar untuk "Kamu"

Back To Top