sampah, gausahdibacalah yak.

Oleh Refayulianingsih

Wednesday, 11 January 2012

Bagikan :

Tweet

ahh ya mungkin kita tak pernah lupa dengan apa yang disebut dengan legowo. biar saya ulang sekali lagi. le-go-wo. tiga suku kata yang saya sebutkan tadi sebenernya mudah nggak sih didapetin? eh, salah tanya. susah gak siih didapetin. yaa kalau memang susah dan mahal. ke laut aja deh kita. gak usah bawa-bawa nama cita-cita. fiuhh.. betapa deh saya. apalah saya ini, memahami sariawan adalah nikmat yang tak terkira saja, susahsangatsekali. kenapa harus sampai memunculkan reaksi pusing, hilang konsentrasi dan fokus tak berimbang. kenapa juga imunitas ikut-ikut kontradiksi? apa sih? sok penting banget. masalah saya kan hanya pada mulut saya yang terkunci setengah rapat. bukan pada . . . . . . [titik-titik-titik]. kenapa juga mesti dompet yang dikorbankan untuk tobeli-apel-nanas? toh yang di mulut itu hanya membutuhkan waktu untuk pindah ke mulut lain. *ehhh salah. yaa semua kan balik lagi pada diri sendiri. kalau memang mereka para pahlawan kata-kata yang mengusung nama 'pembela kebenaran dan keadilan' (?) sudah begitu cerdasnya mengambil kesimpulan dan keputusan tanpa pandai dalam menghadapi manusia yang ada di hadapan. ambil napas panjang dulu saja sebelum kita melanjutkan pembicaraan. toh hujan turun dan untungnya Allah mengingatkan saya bawa mantel dan pulang tepat pada waktunya dan tempatnya. saya juga tak ingin tempat sampah di sekre penuh dengan sampah yang saya buang tiap harinya. makanya saya buang saja ke sini, ke tempat orang-orang yang [mungkin] tak memperdulikannya dan bersitahan dengan kerumahtanggaan masing-masing. baiklah. refa, kamu, jangan pernah mempedulikan yang namanya prasangka benci, apapun itu hujan punya ekspresi terbaik untuk menyampaikan pesanNYA padamu, pada kalian semua yang mengaku 'pahlawan pembela kebenaran'.









numpang buang sampah [sejenak] . boleh kan? ada yang protes? silahkan temui saya langsung. jam 8.00-18.00 di sekre. fiuhhh.

Tag : Random