Ada banyak hal [sebetulnya] yang perlu kita pahami sebagai mahasiswa. Jika saat OSPEK alias Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus tiba, kita menyatukan suara bahwa mahasiswa adalah agent of change. Irons stock. Social control. Sekarang apa namanya ya jika mahasiswa dengan buka-bukaan melakukan kecurangan dalam pemira? Apa juga namanya jika mahasiswa sudah cerdas dalam mebalikkan isu dan memutarbalikkan fakta? Trus, apa juga maksudnya jika mahasiswa sudah mulai kesetanan dengan jabatan, dengan nilai-nilai yang bahkan saya gak tau apa esensinya? Lantas, apa juga arti dari mahasiswa yang doyan mencontek, merokok, minuman keras, free sex, titip absen, bolos, menghujat dosen?
Andai saja Bumi Indonesia bisa bercerita dan mengeluarkan keluhannya. Saya ingin tanya satu hal, apakah ia rela tanahnya yang suci dan bekas darah perjuangan ikhlas, jujur tanpa tendensi kehormatan dan penghargaan. Dari keringat para pahlawan berkalung surga. Dari bekas pijakan kaki orang-orang suci. Syekh, kyiai, wali, dan jenderal-jenderal penganut paham Ikhlas dan rela berkorban. Apa yang bumi pertiwi rasakan ketika sekarang tanahnya diinjak-injak oleh orang-orang culas penuh kedungu-an. Penuh retorik. Basa-basi berkelanjutan. Gak penting dan gak berguna. Sampah bagi bumi, bahkan bau asam untuk penghuni langit *istighfar faa.
Huh, pak SBY yang terhormat pun rasa-rasanya harus memikirkan dua kali untuk menyerahkan orang-orang semacam tadi ke atmosfer masyarakat. Mau tambah melarat kayak apa masyarakat kita kalau mahasiswa di atas tadi tiba-tiba sok-sokan berjuang demi masyarakat. Hhhh, sebel saya! Kayak umurnya lebih panjang dari tali sepatunya aja. Paling ujung-ujungnya, mereka memanfaatkan retorika lagi untuk menunaikan 'amal nyata', yakni nyari pangkat buat nyari rumah 1M. Atau buang-buang sms fitnah se-Indonesia buat menunaikan 'amanah rakyat', yaitu jadi presiden buat dapet BMW. Haha.. ke laut aja sono.
Tendensi saya tetap sama. Kalian hanya asap yang timbul tenggelam. Kalian hanya bocah ingusan yang percaya dengan seorang gombalis yang berjudul setan. Dajjal. Iblis, dan apalah itu namanya. Kalian tak benar-benar memijak pada satu langkah tepat. Kaliaan hanya mengikuti hujan yang esok henti dan esok lagi. Kalian hanya tau “oke jenderal” tapi otak kalian tak guna. Kalian hanya cerdas dalam berimajinasi dan menuangkannyadalam ketidakmanusiaan, hati kalian penuh dengki dan ibarat yahudi, kalian tak kenal apa itu empati. Sama sekali. Miris. Kalian punya Islam tapi ingin menghilangkannya, maka jangan merong-rong minta ampun di yaumil akhir nanti jika ALLAH menyiapkan amplop khusus buat kalian. Karena umur kalian, saya sekali pun tak lebih panjang dari tali sepatu. Maka, alangkah picik seseorang yang menafi-kan kalimat demi kalimat yang saya ungkapkan ini. Antara matanya yang tidak bisa membaca, atau hatinya yang benar-benar buta. Wallahu'alam.
Recovery dulu deh masing-masing dari kita. Baru bicara! Ga enak didenger malaikat.
Tag :
refamorfosis
0 Komentar untuk "Recovery"