*tertohok* baru sadar, bahwasanya saya telah hidup terlalu jauh dari kota Jakarta yang punya kultur kontras dengan purwokerto. sehingga, suatu hari saya merasa abnormal berada di tengah angkot jurusan Cijantung-Depok. Anak-anak berseragam putih biru, asik tukeran pin BB sambil buka-buka katalog sophie martin, ada juga yang pragmatis. sok diam dengan headset superstar nyantol di kepala, rambutnya nge-jreng ala aktor Korea *tapi dalam hal ini, yang saya bicarakan adalah waniti, eh wanita. Sambil nyedot bubble ice cola. Tak jauh dari bocah-bocah malpraktik tadi, ada beberapa anak berseragam putih-merah. Wajah mereka tidak sepolos waktu saya SD dulu *hehe*. yang bikin klimaks siang hari di angkot itu adalah gaya mereka. Satu anak sedang cengengesan sendiri sambil memoles-moles Samsung corby touch screen-nya. Sisanya, main lempar-lemparan lagu pake Bluetooth. Tragisnya, mereka telah akrab dengan Lindsay Lohan, Mariah Carey, Justin Bieber, Rihanna, SNSD, Teriyaki Boy, Super Junior, Cherrybelle. lebih parah lagi, selang beberapa menit diam karena sibuk nge-save lagu alay-nya, berlanjut pada seremonial gank mereka yang dinamai “Ciibii the gank”. Dandanan mereka kalau saya perhatikan seperti anak-anak disorientasi di sinetron-sinetron rancu hari ini.
Entahlah, perihal apa yang
membuat konsentrasi anak-anak pinggiran ini jadi makin absurd. Ideologi mereka
telah tercekoki –bahkan hingga taraf keselek- gaya hidup selebritong.
Di SD, SMP, SMA, bahkan
kampus. Atau lebih saya sederhanakan menjadi institusi pendidikan, mengapa
terus menjadi sarana yang mengerikan untuk anak-anak ber-aktualisasi. Maka,
instropeksilah kita. Menganggap sekolah –apapun tingkatnya- sebagai ladang emas
bagi pelaku pendidik hingga produsen sinetron, adalah benar-benar stres. Jika ini
terus terjadi hingga kita mati, maka mati sajalah cita-cita luhur Soekarno,
A.H. Nasution, Jenderal Ahmad Yani, Panglima Soedirman, dan tentunya Ki Hajar
Dewantoro.
purwokerto, 5/6 malam.
Tag :
Random
0 Komentar untuk "Dasarbocah"