sapphire


Hemh. begini kronologisnya, mengapa sore ini saya mencari rumah kontrakan tipe 36 di saphire residence karangwangkal. saya awali dengan cerita mini berikut (meski tak ada yang percaya, lebih tepatnya ditertawakan); 

"suatu hari, aisyah bermain layangan di suatu tanah lapang berumput hijau. aisyah memegang benang layang-layang dengan seriusnya, di tangan kanan. ia harus konsentrasi agar layang-layang-nya tidak lepas arah. di tangan kirinya, ada seorang ibu2 yang menitipkan botol susu anaknya yang sedang sibuk merangkang di sepanjang Ageratum conizoides tadi. di belakangnya, seorang nenek ternyata mencolek punggung aisyah yang bengong karena layang-layangnya mulai oleng, nenek minta aisyah menjaga cucu-nya yang sedang nge-trek dengan sepeda roda enam-nya. dari kejauhan, tiba-tiba suara gaduh anak kecil yang main bola, meneriaki aisyah untuk mengambil dan melempar bola mereka yang jatuh beberapa senti dari kaki aisyah. juga, di utara aisyah, ada ibu gado-gado minta tolong ngambilin air matang di dapur. si ibu sedang ngulek bumbu. lagi ngantri ceunah. dan, tak lama kemudian, datang seorang mas-mas perawakan sunda, minta tolong aisyah memompa sepeda kumal-nya. dan, tanpa rasa berdosa, semua meminta aisyah secara BERSAMAAN. how? aisyah hanya punya 2 tangan, 2 kaki, dan 1 kepala. sialnya lagi, ibu aisyah mulai memicingkan mata sambil orasi di hadapannya. yang semakin merobek-robek nyawa-nya sore itu. "aisyah!! mikirin luar mulu... mikirin ibu ngapa kali-kali??" huaaaaa. gimana coba? siapa yang gak BUBAR kalo jadi gue, eh aisyah T_T"

well, itu emang bukan saya. tapi lebih menyedihkannya, beberapa hari lalu, begitulah saya merasa terobek-robek nyawanya. hingga suatu malam, dingin. diam. tanpa lelampuan. tanpa secangkir kopi. apalagi nasi. udara saja tak bisa. tak bisa. sesak. hampir hampir saya tak bisa membedakan lampu merah dan kopi kapal api (?). "kamu sakit??" saya menjawab dengan penuh keyakinan bahwa saya sehat (saat itu) tapi malam tadi? kemarin? kemarin kemarinnya lagi? kemarin kemarin kemarinnya lagi? masih bisa melihat pagi adalah nikmat tak terhingga.

kemudian, otak cerdas saya berpikir dengan lancangnya. mengabsen harga kosan dari ujung srandil sampe madrani. dan yeah, Allah sedikit menjawabnya. tiba-tiba, mamah menelepon dan blablabla..blablabla..%$@*&^$*@... (hemat cerita), mamah meminta saya pindah ke kontrakan. ya, hanya saya dan angin di dalam kontrakan itu. beserta barang-barang semampunya. dan kerjaan kampus yang amat 'jahat' itu. hal tersebut sangatlah senada dengan jalan sempit di otak saya tadi. maka, sepulang dari lab -ah, jadi ingat kontaminan- dengan gaya pasti nge-take satu rumah tipe 36, saya keliling mencari rumah anyar bertuliskan 'dikontrakan'. mencari seresah oksigen, menghirupnya dalam, tanpa harus menahannya di jalur sensoris. ADA... ADA... dan hati saya sangat bahagia. rumahnya mungil seperti saya (waktu kecil dulu). minimalis manis. cantik (kalo udah di-cet, kayu2 nyampahnya dibuang, tanahnya diberesin, kacanya di-alkoholin, dlllll.). tapi sayang, sangat sangat sangat amat disayangkan. harga. oh, kenapa harus muncul angka 8 juta. ya, saya berkhusnudzon bahwasanya, sapphire residence belum menjadi rejeki saya. memang betul, hidup di dunia hari ini tidaklah murah.

selesai. terima kasih. 

Tag : Random
0 Komentar untuk "sapphire"

Back To Top