once a night di jalan raya


kalian kenal Flint Lockwood? ah pastinya memang lebih terkenal pak jokowi. namun mungkin di sisi lain tergantung dapil juga, sih. kalau di jabar pasti aher lebih populer (#eh, oke fokus)

well, adalah seorang cowok ilmuwan rambut jabrik yang science-freak dalam cloudy with a chance of a meatball. dia berhasil menciptakan  Flint Lockwood Diatonic Super Mutating Dynamic Food Replicator yang merekayasa genetik makanan dengan bahan baku air. jauh sebelum dia sukses dengan FLDSMDFR-nya itu, pernah juga membuat tivi ber-kaki (dalam arti sesungguhnya), tikus burung (ini sungguh tikus jadi burung), sepatu polimer permanen, dan yang agak terngiang dalam perjalanan mudik semalam adalah: *jengjeng* penerjemah suara hati monyet. jika alat seukuran jengkal tangan itu ditempel di dada monyet, doi akan mengejewantahkan isi hati si monyet. 

dan semalam adalah perjalanan mudik demi menunaikan hak memilih dalam pileg 9 april. atau lebih tepatnya begini; buat nyoblos PKS, rela deh 11 jam begajlukan dalam sebuah bis yang katanya bermerk lorena yang ummm, biasa aja. nah, makanya, jika dan hanya jika saya bisa meminjam alat penerjamah suara hati dari si monyet itu, pasti dari jam 19.00 hingga jam 05.00 itu alat kehabisan baterai. atau kalau sedikit putus asa saya bisa hemat baterai dengan ngomong sama kaca. *fiuh

suatu malam, sebagai penumpang bis yang baik saya berusaha sedikit terjaga. bukan apa, tapi kalau ada kejadian semacam atap bis copot saya bisa kabur paling awal dan jadi saksi kunci untuk keadilan. hingga secara teknis saya kelihatan tertidur dengan gaya memprihatinkan ala udang (badan ga muat dilurusin buat dua bangku soalnya hahaha) tapi sejatinya, haqqul yakin saya masih bisa merasakan ukuran kecepatan bis, jalan bolong, suhu ac, lampu jalanan, sopir ngerokok, film kasino, sampai tiba-tiba ada truk gandeng warna hijau yang sudah nempel senempel-nempelnya begitu saja tepat di jendela tempat saya duduk (maksudnya? lo duduk di jendela fa? bukan di bangku? *oke, ngga lucu) sambil truk yang agak emosional itu nempel, sopir bis saya ngelakson sedramatis mungkin sampai sopir truk nge-rem dan kernek bis nyiram sopir truk pake air putih (saya pikir ini akan jadi semacam sinetron yang pertamanya adu mulut kemudian adu tangan, eh ternyata. hahaha, please, sungguh telenovelis sekali saya ini)

bis melanjutkan perjalanan hingga tiba di pantura -jalan raya tersohor macetnya- eh, benar saja, gegara jalanan sudah nyaris percis bekas jerawat stadium III, kita-kita dalem bis terjebak macet dari 01.10 - 02.30 (demi apa, pantura yang jalanannya bagus saja mampu menciptakan macet apalagi jalananya macam di bulaaaan) alhasil saya makin mirip udang berjaket hitam T.T

oke, dear bapak sopir bis dimanapun anda berada, jujur saya meningkatkan frekuensi dzikir saat bapak marah-marah secara mengkucingbuta (?) kepada sopir truk kendaraan lain karena kelalaian -ya, husnudzon saja sih pak itu kelalaian, bilamana bapak yang ada di posisi dimarah-marahin. hendak tutup muka pakai panci kan gak bawa pak --a pun, amarah dilawan amarah yang dibahayakan juga penumpang. saya masih muda pak T.T gimana pula kalau bapak lagi fokus marah2 lantas bisnya tanpa dosa belok ke kali *na'udzubillah 
dear penumpang yang bersahaja, mari doakan sopir bis dimanapun berada, dan support-lah mereka selagi benar dan ingatkan selagi salah (kayak janji nikah aja. ekeke)

jadi inget sebuah plang di perempatan aston purwokerto: "sedikit empati dapat menyelamatkan nyawa orang lain"

ah, hidup di jalan raya memang keras, nak. 



Tag : Random
0 Komentar untuk "once a night di jalan raya"

Back To Top