Adalah seorang, sebut saja 'dia'
semasa hidupnya, dia suka sekali belajar. hingga sampailah dia di sebuah kampus negeri terbaik di tanah jawa. dia aktif di berbagai organisasi yang secara tidak langsung mengantarkannya pada sebuah judul yang luar biasa: "mahasiswa berprestasi". berawal dari aktivitas sederhana di himpunan mahasiswa, kemudian pada lembaga rohis, dan terakhir di sebuah lembaga riset mahasiswa. setiap tahun mengajukan beasiswa, dengan mudahnya kemahasiswaan mempercayai dia untuk mendapatkan paket biaya kuliah dan 20% biaya hidup. jelas mudah, karena dia memang kredibel, terbukti. setiap lolos beasiswa, dia wajib membuat proposal PKM. satu dari sekian, mengantarkannya pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional -yang tentu saja, setiap mahasiswa mendamba-damba namanya dipanggil pada penyerahan medali emas kala itu.
tak sampai disana, dia mulai menggeluti dunia karya tulis ilmiah. beberapa penelitian sederhana telah dilalksanakan. pastinya, inilah mahasiswa yang patut dibanggakan dosen. jadi tak usah kita pertanyakan lagi perihal IPK. lulus tepat waktu dengan predikat cum laude. apalagi kalau bukan superb?!
kompetisi karya tulis dan inovasi internasional. dia melakukannya dengan sangat aduhai. pada momen itu, barangsiapa yang lolos menjadi pemenang akan sangat sangat dibantu menjadi seorang "habibie" era kini. jurnal internasional. wahai, inilah yang ditunggu-tunggu peneliti seantero dunia. penelitiannya dipublikasikan skala internasional. dan dia berhasil mencapainya.
seusai menyelesaikan amanahnya pada strata sarjana, dia mendapat kesempatan mengimplikasikan ilmunya selama 4 tahun pada sebuah perusahaan tersohor di negeri Indonesia. seiring waktu berjalan, beberapa universitas di luar negeri seperti Inggris, China, Jepang, Australia dan Thailand berhasil ia taklukan. LoA berhasil dikantongi, plus secercah cahaya untuk beasiswa. selama hidup menjadi mahasiswa, beberapa seminar Internasional ia kunjungi. Bahasa inggris tak perlu kita pertanyakan lagi :)
yang lebih penting lagi adalah...
'dia' bukan saya. sama sekali bukan.
saya hanya seorang anak pinggiran yang mencoba mengambil gelar sarjana pertanian pada sebuah kampus tersohor di purwokerto. tidak ada prestasi membanggakan apalagi skala internasional. satu-satunya penelitian hanyalah skripsi. hectic di organisasi yang juga tidak membuat orangtua saya bertepuk-tangan bangga "itu anak saya.. itu anak saya..." tidak. karya ilmiah? hanya dengan empat jari. itupun, tidak satu juga lolos kemana-mana. beasiswa S2 ke luar negeri? dalam negeri? juga tidak. saya hanya bocah yang bercita-cita megembalikan kejayaan Islam dengan ilmu pengetahuan. saya ingin jadi ilmuwan, saya ingin sekolah lagi-belajar lagi-mengarungi belahan dunia kemana ilmu Allah berada. saya ingin ilmu saya kelak menolong di akhirat dengan menjadikannya amal jariyah. saya ingin seperti para penemu yang mendedikasikan waktu dan ilmunya untuk membuat sesuatu yang bermanfaat untuk jutaan manusia.
tapi..
mungkinkah? jika ini hanya seorang saya. bukan sama sekali dia yang sempurna.
gedung-gedung yang tinggi tanpa aspal yang selalu ditapak orang, apagunanya? langit senja tanpa bumi, apagunanya? selalu melihat ke atas, hanya akan membuat letih. tapi melihat kebawah, selalu mebuat kita bersyukur.
biarkan dia sempurna dengan cara-nya.
saya? akan sempurna dengan skenario Allah yang lebih indah :')
bukankah tidak ada yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak.
#keep fokus S2 gottingen!!
#ikhtiar,doa,sabar
Tag :
Random
0 Komentar untuk "jika letih melihat keatas, coba berpaling kebawah"