Jipuk


saya kira, jipuk itu kerupuk. Yang suka dimakan orang-orang itu, yang masa jenisnya sangat ringan dan renyah kalo dimakan. Harganya beragam, ada yang limaratus-an rupiah, seribu-an, duaribu-an, limaribu-an, sampai yang limapuluhribu-an juga ada. Yaa, tergantung anda beli berapa. Huehehe. Itu loh, yang rasanya manis, pedas, asam, asin, pahit, rasa jengkol, rasa udang, rasa kelapa, rasa pandan, rasa daging, rasa ikan, sampe yang gak ada rasanya juga ada. Banyak dijual di warung makan, supermarket, indomaret, alfamaret, alfamidi, carefour, moro,sri ratu, dan kawan-kawannya. Ah, ga penting juga sih nyebutin toserba yang support banget yahudi itu. Yang penting jipuk itu kerupuk.

Eh, ternyata jipuk itu sama dengan njipuk. Sedangkan njipuk sama dengan diambil. Pertama-tama saya gak percaya bahwa jipuk=njipuk=diambil. Ada pemilihan diksi dan grammar yang menakjubkan, aneh. Minimal artinya nimpuk kek gitu. Atau ijuk, atau ninju. Halah, apa kek gitu. Masa dari jipuk-jipukan jadi diambil. Saya jadi mengernyitkan dahi dan mengerlingkan sebelah mata. Cling. Bisa jadi, dulu ibu-ibu yang bikin kata jipuk, sendalnya diambil orang. Pas ditanya suaminya, sendalnya kemana ummi?? si ibu mikir dulu. sendalnyaaaaaa... njipuk, abi..., I njipuk sih apa mi? I ya mboten ngertos bi, wong njipuk pokoke I ooh, yo wes lah, sesuk abi tukokne sing anyar nggih?? I nggih -.-” . atau, pas malingnya ngambil sendal tu ibu, bunyinya “njipuk, njipuk, njipuk, njipuk” *ngarang.

Pada intinya sih saya tidak mempermasalahkan njipuk itu sebagai kata dasar dalam kesusasteraan suku manapun. Hanya, saya baru saja mendengar kata itu kemarin malam. Seumur-umur. Suer deh, bahasa yang sangat unik dan membuat saya menuliskan ketakjuban saya di sini. Bahkan sampai tengah malam saya harus memikirkan pilihan frasa demi frasa di sini cuman untuk menggambarkan betapa betapa deh sama si njipuk. Yah, ini lebih baik kan? Daripada nyalain petasan dan bergembira ria di tengah keculasan dan kedungu-an manusia jam 01.00 di institusi bernama kampus faperta. Huh,

kalau inget-inget lagi peristiwa maha konyol bernama pemira faperta. Dengan press release nggak penting. Sms fitnah nggak penting dan ditambah buletin gak penting juga. Mengatas namakan ikhtiar untuk sebuah kemenangan. Fiuhhhh... mau dibawa kemana elegansi elemen bertitel mahasiswa. Mencoreng nama baik sejarah bangsa itu sih namanya. Kemarin ngundang KPK untuk berkoar-koar anti korupsi. Sekarang? Dengan tangan yang sama melakukan ko-rup-si seenaknya. Cicak saja malu. Tokek apa lagi. Bahkan semut. Kasian sekali kalian.. apakah nurani kalian telah di-njipuk setan? Wallahu'alam.



Plisss deh, njipuk saja barang2 kalian dari kampus ini!! hhhhhh....
Tag : Random
2 Komentar untuk "Jipuk"

huh, asem.. jipuk saja asemnya keet... huh.. hahahaa.. kocak banget lah mpa.. katanya we-o.. sssttt...

Back To Top